Berkah Herbal Banner 18



Rabu, 27 Januari 2016

Low Level Format

Low Level Format

Pengertian Low Level Format Hard Disk Drive


Pengertian Low Level Format (LLF) adalah proses "out lining" posisi track & sector dalam HDD - baca artikel Format HDD. Dan ini hanya bisa dilakukan oleh pabrik HDD ybs. Meskipun di kalangan pengguna komputer, juga dikenal LLF (LLF by User - User LLF), tetapi apa yang dilakukan sesungguhnya berbeda dengan apa yang dilakukan oleh pabrik.
Artikel ini adalah bagian dari artikel serial tentang Hard Disk Drive - HDD, terdiri dari artikel :

  1. HDD-SSD-SSHD 
  2. Format Hard Disk 
  3. High Level Format 
  4. Low Level Format ... artikel ini
  5. Disk Management - Format 
  6. Resize Partisi Hard Disk  
  7. Defragmentasi 
  8. Memeriksa Hard Disk 


LLF (oleh) User adalah :

  1. Re-inisialisation (inisialisasi ulang) atas LLF pabrik HDD. Karena keterbatasan peralatan menjadikan user tidak mungkin melakukan LLF seperti dalam pabrik HDD. Yang dilakukan user "hanyalah" suatu re-inisialisasi (pengenalan atau menemukan kembali ?) atas LLF yang sudah pernah dilakukan oleh pabrik. HDD baru yang ada di pasaran adalah HDD yang sudah di LLF oleh pabrik. Setelah masa penggunaan oleh user, ada kemungkinan struktur (logical) HDD sudah mulai rusak. Berbagai tindakan mis. chkdsk, repartisi, re-format bisa jadi sudah tidak akan bermanfaat. Dalam situasi seperti ini, kadang akan ditempuh "jalan-akhir" dengan melakukan LLF, dalam usaha menyelamatkan HDD (bukan menyelamatkan data).
  2. Zero-bit filling (penulisan data bernilai 0 - nol bit) pada HDD.
    Semua jenis data, disimpan dalam bentuk bit-data di dalam sector HDD. Setiap sector berisi bit-data dengan jumlah yang berbeda, tergantung besar kecilnya data yang disimpan. Jika isi setiap sector diganti dengan data yang bernilai 0 (nol)-bit, maka HDD tsb. menjadi layaknya HDD yang belum pernah digunakan oleh user. LLF (oleh User) adalah tindakan "men-Zero" HDD. Dengan cara men-Zero inilah kita melakukan re-inisialisasi atas struktur track & sector yang dilakukan pabrik.
  3. Penghapusan data yang tidak mungkin lagi ditemukan (unrecoverable).
    Sebagai akibat (hasil) tindakan zero-bit, maka semua data (user) secara definitif akan lenyap. Tak mungkin lagi bisa dikembalikan atau direcover. Disinilah perbedaan akibat antara LLF dengan Delete- Format- Re-partisi pada HDD. Hilangnya data karena ke-tiga hal terakhir masih mungkin untuk dilacak. Penghapusan data yang sifatnya sangat rahasia, tidaklah cukup hanya dengan men-Delete atau mem-Format atau me-Repartisi saja. LLF adalah cara paling efektif untuk menghapus data dalam HDD, karena file system structure (FAT, NTFS, Ext4 dll.) pun juga akan lenyap.
  4. Re-allocation (alokasi ulang) pada sector yang diduga bermasalah.
    Inilah sebuah "harapan" bagus dalam hal menyelamatkan HDD bermasalah - meski lebih sering menjadi "harapan tinggal harapan" saja :) Oleh pabrik HDD selalu disediakan "cadangan" beberapa sector yang ditujukan untuk antisipasi jika terjadi kerusakan sector, baik selama proses di pabrik atau selama pengoperasian oleh user. jika terjadi kerusakan sector, maka sector-cadangan tsb. akan digunakan untuk "mengganti" sector yang rusak. Inilah yang dimaksud dengan Re-allocation yang terjadi selama proses LLF. Dan ini pula yang saya maksud dengan "harapan" diatas. Pas sekali jika kita mendapatkan HDD bekas, yang dengan LLF akan dimungkinkan melakukan scan sector dan me-realokasi bad-sector (jika ditemukan) menggunakan sector-cadangan tsb.
  5. Meningkatkan performa penulisan data dalam SSD (Solid State Drive).
    "Harddisk" SSD generasi pertama tidak/belum mendukung "TRIM", ini memiliki performa yang kurang begitu baik. Tetapi umumnya pada SSD moderen sudah mendukung TRIM. Tentang hal ini memerlukan penjelasan tersendiri, dilain waktu akan saya coba menulisnya dalam artikel posting.
Perlukah Melakukan Low Level Format ?
Secara umum, kita tidak perlu (jarang diperlukan) untuk melakukan Low Level Format HDD. Jika hanya sekedar menghapus isi (data) HDD, maka High Level Format (HLF) rasanya sudah cukup untuk keperluan tsb.
Dengan menghapus struktur kontrol yang sudah ada, dan menggantinya dengan struktur kontrol yang baru maka semua data akan hilang dan HDD tampak seperti baru - meski sebenarnya data lama masih ada di dalam HDD, tetapi access-path ke data-data tsb. sudah dihapus.
Hanya saja HLF (format) tidak akan bisa menyelesaikan problem HDD; dalam hal inilah LLF (zero-fill) mungkin akan diperlukan.

Memang benar bahwa zero-fill bisa dilakukan di seluruh sector HDD, tetapi sebenarnya akan sudah cukup melakukan zero-fill pada MBR (tabel partisi) - atau GPT pada HDD kapasitas "besar". MBR ini umumya ada di 100MB pertama. Dengan cara ini akan sangat menghemat waktu. Berbeda jika HDD mengalami kerusakan sistem-file (FAT-NTFS) yang parah, LLF total mungkin memang diperlukan.
Kapan Harus melakukan Low Level Format ?
Beberapa alasan yang mungkin "masuk akal" untuk melakukan LLF antara lain :
  • Menghapus Virus (malware) yang tidak bisa diatasi tanpa merusak boot sector.
  • Mengganti sistem operasi (OS) yang memiliki environment berbeda, dan ingin menghapus semua isi HDD.
  • Ingin menghapus data yang amat penting dengan alasan privacy.
  • Untuk scan bad-sector dan menggantinya dengan sector-cadangan yang masih baik - lihat paragraf di atas. Bad Sector adalah sector yang tidak bisa di-tulisi sama sekali. Biasanya sebelum terjadi bad-sector, sebelumnya akan didahului dengan situasi "kesulitan membaca data dalam sector tsb." yang akhirnya akan berubah menjadi "data tidak terbaca sama sekali".
Melakukan Low Level Format
Windows tidak menyediakan tool untuk melakukan Low Level Format. Untungnya, beberapa produsen HDD menyediakan software Tool Diagnosa HDD yang diperuntukkan merk HDD produsen ybs. Dan umumnya hanya tersedia untuk HDD "konvensional", sedangkan untuk SSD hanya tersedia tool untuk Update Firmware. Beberapa diantara tool tsb, sudah dilengkapi opsi LLF.

Secara umum, berhati-hatilah dalam menggunakan tool diagnosa HDD sehubungan dengan keselamatan data penting Anda.
Berikut adalah beberapa HDD Diagnostic Tool serta fungsinya.

  1. Western Digital.
    1. Nama tool : Data Lifeguard Diagnostics (WinDLG) untuk test HDD merk WD.
    2. Fungsi : Quick Test - menampilkan data SMART (Self Monitoring And Reporting Technology), dan deteksi-cepat apakah HDD rusak atau tidak. Extended Test - melakukan deep scan untuk deteksi bad-sector. Secara default tidak merusak data, kecuali kita memilih opsi "Repair" pada bad sector. Melakukan zero-fill, dan ada 2 (dua) mode : Quick Erase - melakukan zero-fill hanya pada sector awal dan sector akhir suatu HDD. Full Erase - zero-fill semua sector.
  2. Samsung.
    1. Nama tool : ES Tool (Drive Diagnostic Utility) untuk test HDD-internal merk Samsung.
    2. Note : Harus dijalankan dari DOS dengan menggunakan media bootable. Lakukan backup sebelum gunakan tool ini, sebab ES Tool akan melakukan penulisan dalam HDD (yang bisa saja menyebabkan hilangnya suatu data).
    3. Fungsi : Drive Diagnostic - pendeteksian bad-sector. Low Level Format - secara parsial maupun full zero-fill. Acoustic Management - mendeteksi jenis suara HDD, serta fungsi lainnya.
  3. Hitachi.
    1. Nama tool : Drive Fitness Test (DFT) untuk menentukan apakah HDD rusak atau tidak, untuk kemudian dikembalikan ke pabrik (garansi). Bisa digunakan pada HDD merk Hitachi, IBM dll. Berbasis DOS.
    2. Fungsi : Quick Test - mendeteksi secara acak kerusakan sector. Defaultnya adalah aman untuk data, tetapi jika ditemukan adanya bad-sector akan ada pilihan untuk Ignore (abaikan) atau Erase Disk yang akan menghapus data user. Advanced Test - sama seperti Quick Test, tetapi akan membaca semua sector dalam HDD. Exerciser - sama seperti Advanced Test, tapi bisa dilakukan secara berulang. Erase Boot Sector - melakukan zero-fill pada boot-sector. Erase Disk - melakukan zero-fill keseluruh HDD. Selain itu masih ada tool lain yaitu OGT (On site analysis tester for Generic Tool) khusus merk Hitachi, yang hanya untuk deteksi kegagalan HDD yang masih dalam garansi. Jika OGT menemukan bad-sector akan langsung berusaha memperbaikinya, ini bisa menyebabkan hilangnya data user.
  4. Seagate & Maxtor.
    1. Nama tool : SeaTools, untuk test HDD internal dan eksternal. Bisa digunakan untuk merk selain Seagate - Maxtor.
    2. Fungsi : Menampilkan Informasi Drive. Memeriksa SMART. Short/Long Drive Self Test.  Short/Long Generic Test. Advanced Test. Semua test untuk internal HDD adalah "read only", jadi aman untuk data. Sedangkan untuk eksternal HDD, ada 2 (dua) "unsafe-procedures", yaitu Long Generic Test : dengan opsi Enable Repair Bad Sector, dan USB Erase Boot Tracks : dengan zero-fill di bagian awal USB-HDD untuk menghapus informasi partisi.

Selain Tool dari vendor HDD, ada juga tool yang merupakan sofware di luar produsen HDD, contohnya :
  1. software LowVel 6.1 untuk Low Level Format atau zero-fill seluruh permukaan HDD.
  2. software Harddisk Low Level Format Tool 2.36 yang fungsinya juga untuk LLF. Keduanya bisa didapat secara gratis.

Contoh melakukan proses Low Level Format (Low Format) bisa dibaca di artikel Low Format Dengan LowVel 6.1.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com